Blended Learning
PEMBELAJARAN BERBASIS TEKHNOLOGI
Situbondo, 16 APRIL 2020
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Blended Learning
2.2 Karakteristik Blended Learning
2.3 Penerapan, prosedur Blended Learning dalam dunia pembelajaran
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
2.1 Konsep Blended Learning
3.1 Kesimpulan
Lihat versi web
Mengenai Saya
Fitra madonaLihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger
MAKALAH
Tentang
“Blended Learning”
Disusun Oleh: NOR KHOLIFAH
Oleh: IV ( PAI) MADIN
Dosen Pembimbing: MOH.HAFIDZ, M. Pd.l
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS IBRAHIMY SUKOREJO
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Kata Pengantar
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan karunia- Nyalah kami sebagai penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini. Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan bahan dari berbagai sumber seperti internet dan buku untuk melengkapi materi yang berjudul “Blended Learning”Dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pembelajaran Berbasis Tekhnologi di Universitas Ibrahimy semester IV tahun sjademik 2019/2020. Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah yaitu kepada Bapak Moh.Hafidz,M.Pd.I yang selalu membimbing dalam pembuatan makalah ini dan juga memberikan nasehat kepada kita semua, kami juga berterima kasih kepada teman-teman penulis karena telah membantu kami dalam pencarian materi dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis telah berusaha segenap kemampuan yang ada, guna untuk mendapatkan hasil yang terbaik, namun sebagai manusia biasa yang tak lepas dari keterbatasan dan kekurangan, maka untuk itu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah di masa yang akan datang.Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menuntun kita dalam belajar tentang Blended Learning.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Blended Learning
2.2 Karakteristik Blended Learning
2.3 Penerapan, prosedur Blended Learning dalam dunia pembelajaran
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesat, sehingga pantaslah para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Perubahan-perubahab yang akan dan sedang terjadi, terutama disebabkan oleh potensi dan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (relationship) dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hampir tanpa batas. Beberapa batasan yang dulu dialami manusia dalam berhubungan satu sama lainnya, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan dan lain-lain, kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai teknologi informasi dan komunikasi mutakhir.
Teknologi baru menjanjikan kepada umat manusia akan terbentuknya ‘’jendela dunia’’, dan teknologi informasi dan komunikasi baru akan membentuk “desa dunia”. Dengan demikian, teknologi informasi dan komunikasi baru membuat dunia semakin “kecil”.
Teknologi di masa mendatang akan bersifat luwes (flexibel), terbuka dan dapat diakses oleh siapa pun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan lebih menentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi akan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. Teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Pendekatan pendidikan dan pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif dan interdisipliner.
Kecenderungan dunia pendidikan di indonesia di masa mendatang adalah: pertama; berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distance learning). Kedua; sharing resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam sebuah jaringan. Ketiga; perpustakaan dan instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekadar rak buku. Keempat; penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
Pada era teknologi saat ini, hampir semua aktivitas manusia membutuhkan bantuan perangkat canggih yang dapat dengan mudah membantu aktivitasnya. Dalam Hal ini tentu mengisyaratkan kepada para pendidik mampu menerapkan cara belajar dengan pemanfaatan teknologi yang mutakhir. Artinya,pendidik atau calon pendidik harus bisa dan paham akan tekhnologi agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, makalah ini menyajikan bagaimana menggunakan dan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran melalui konsep blended learning. Pembahasan lebih jauh mengenai blended learning, akan dibahas dalam bab II pada makalah ini.
1.2 Rumasan Masalah
1. Apakah konsep blended learning?
2. Bagaimana karakteristik blended learning?
3. Bagaimana penerapan, prosedur blended learning dalam dunia pembelajaran?
1.3 Tujuan Pembelajaran
Setelah memepelajari makalah ini, diharapakan dapat meningkatkan pemahaman pembaca mengenai:
1. Konsep blended learning.
2. Karakteristik blended learning.
3. Penerapan, prosedur blended learning dalam dunia pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Blended Learning
Blended Learning ialah pencampuran pembelajaran konvensional dengan belajar secara online. Blended learning terdiri dari kata blended (kombinasi/ campuran) dan learning (belajar). Istilah lain yang sering digunakan adalah hybrid course (hybrid = campuran/kombinasi, course = mata kuliah). Makna asli sekaligus yang paling umum blended learning mengacu pada belajar yang mengkombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline).
Menurut Mosa (dalam Rusman, 2011:242) menyampaikan bahwa pola belajar yang dicampurkan adalah dua unsur utama yakni pembelajaran dikelas dengan online learning. Dalam pembelajaran online ini terdapat pembelajaran menggunakan jaringan internet yang didalamnya ada pembelajaran berbasis web.
Pembelajaran berbasis Blended learning berkembang sekitar tahun 2000 dan sekarang banyak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia, kalangan perguruan tinggi dan dunia pelatihan. Pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Pelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran blended learning adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.
Blended Learning ini terdapat perpaduan dari: teknologi multimedia, CD-ROM, video streaming, kelas virtual, e-mail, voicemail dan lain-lain dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan setiap apa yang dibutuhkannya. Blended Learning menjadi solusi yang paling tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai, tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran akan tetapi gaya pembelajar.
Blended learning ialah pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda serta ditemukan pada komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat dengan pelatihan.
Proses pembelajaran diarahkan untuk mewujudkan kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran dengan menggunakan media internet atau dengan distance learning tidak menjadi andalan dalam pembelajaran karena tidak adanya interaksi antara guru dengan murid. Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), tatap muka atau konvensional merupakan proses pembelajaran utama yang dilakukan di sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Namun PBM tatap muka ini cenderung membuat siswa jenuh dan kurang aktif. Untuk itu perlu adanya inovasi pembelajaran, yaitu dengan menerapkan konsep Blended Learning.
Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis yang populer dengan sebutan Web-Based Training (WBT) kadang disebut Web-Based Education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Suatu hal yang perlu diingat adalah bagaimana teknologi web ini dapat mebantu proses belajar. Untuk kepentingan ini materi belajar perlu dikemas berbeda dengan penyampaian yang berbeda pula.
Pencampuran model pembelajaran konvensional dengan belajar secara online bukanlah hal yang baru, dan pelengkap pembelajaran konvensional adalah E-learning. E-learning merupakan metode pembelajaran yang berfungsi sebagai pelengkap metode pembelajaran konvensiona dan memberikan lebih banyak pengalaman afektif bagi pelajar. Singkatya E-learning menggunakan teknologi untuk mendukung proses belajar.
Perbedaan pembelajaran konvensional atau E-learning yaitu pada pembelajaran konvensional guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajaranya. Sedangkan didalam E-learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya.
Pada akhirnya, model pembelajaran ini bertujuan untuk mencapai keefektifan pembelajaran, pembelajaran online dan face to face. Pengimplementasian model pembelajaran blended secara lebih luas selayaknya didukung dengan berbagai penelitian, sehingga prosentasi masing-masing model pembelajaran dapat diketahui. Blended learning memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar dari kelas transisi ke elearning. Blended learning melibatkan kelas (atau tatap muka) dan belajar online (E-learning). Metode ini sangat efektif untuk menambah efisiensi untuk kelas instruksi dan memungkinkan peningkatan diskusi atau meninjau informasi di luar ruang kelas.
Dengan demikian, Blended Learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Blended Learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pendidik dan peserta didik saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara Online.
2.2 Karakteristik Blanded Leaning
Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
a. Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pembelajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
b. Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar mandiri via online.
c. Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.
d. Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.
Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer, walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya pembelajaran, awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan pelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan media cetak. Pada saat ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran mengombinasi antara pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun blended learning muncul setelah berkembangnya teknologi informasi sehingga sumber dapat diakses oleh pembelajaran secara online maupun offline. Saat ini, pembelajaran berbasis blended learning dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-learning (mobile learning).
Dalam blended learning terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu:
1. Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka dilakukan seperti yang sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama. Pengajar menyampaikan isi pembelajaran, melakukan tanya jawab, diskusi, memberi bimbingan, tugastugas kuliah, dan ujian. Semua dilakukan secara sinkron (synchronous), artinya semua pebelajar belajar isi pembelajaran pada waktu dan tempat yang sama. Beberapa variasi yang dilakukan, misalnya dosen membagi perkuliahan ke dalam topik-topik yang harus dibahas oleh mahasiswa di depan kelas, mehasiswa membuat makalah untuk presentasi mahasiswa sebagai peserta dan melakukan klarifikasi, tanya-jawab, dan memecahkan masalah. Dengan menggunakan pendekatan berpusat pada pebelajar, kuliah dilakukan dengan tutorial, buku kerja, menulis makalah, dan penilaian.
2. Belajar Mandiri
Dalam pembelajaran tatap muka, untuk mengakomodasi perbedaan individual kemudian berkembang dengan memberikan tugas belajar mandiri melalui pembelajaran menggunakan modul, sekarang di sekolah digunakan Lembar Kerja Siswa. Tujuannya tentu agar siswa yang berlainan karakteristik kecerdasannya akan belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya. Dalam sumber belajar untuk pembelajaran mandiri ini, kebanyakan pengajar memerlukan buku teks 2 atau atau lebih sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis blended learning, akan banyak sumber belajar yang harus diakses oleh pebelajar, karena sumber-sumber tersebut tidak hanya terbatas pada sumber belajar yang dimiliki pengajar, perpustakaan lembaga pendidikannya saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh dunia. Pengajar yang profesional dan kompeten dalam disiplin ilmu tentu dapat merancang sumber-sumber belajar mana saja yang dapat diakses untuk mengkombinasikan dengan buku, multi media, dan sumber belajar lain.
3. Aplikasi
Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah, mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial
Pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah yang dihadapi, seorang pengajar akan berperan sebagai tutor yang membimbing. Meskipun aplikasi teknologi dapat meningkatkan keterlibatan pelajar dalam belajar, peran pengajar masih diperlukan sebagai tutor.
5. Kerjasama
Keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran berbasis blended learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka konvensional yang semua peserta didik belajar di dalam kelas yang sama di bawah pengawasan pengajar. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis blended, maka peserta didik bekerja secara mandiri dan berkolaborasi.
6. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning tentunya akan sangat berbeda dibanding dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan pada proses dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja belajar pelajar berdasarkan portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya otoritas pengajar, namun perlu ada penilaian diri oleh pelajar.
Dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model, yaitu:
a. Face-to-Face Driver
Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau laboratorium, melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas dengan mengintegrasikan teknologi web secara online.
b. Rotation
Mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka di dalam kelas dengan pengawasan guru atau pendidik.
c. Flex
Memanfaatkan media internet dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Dalam hal ini siswa dapat membentuk kelompok diskusi.
d. Online Lab
Pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium komputer dengan semua materi pembelajaran di sediakan secara softcopy, dimana para peserta berinteraksi dengan guru secara online. Dalam hal ini guru dibantu oleh pengawas agar disiplin dalam belajar tetap terjaga.
e. Self Blend
Dalam hal ini siswa mengikuti kursus online, hal ini sebagai pelengkap kelas tradisional yang dilakukan tidak harus di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar kelas.
f. Online Driver
Merupakan pembelajaran secara online, dimana dalam hal ini seorang guru bisa mengupload materi pembelajaran di internet, sehingga dapat mendownload/mengunduhnya dari jarak jauh agar siswa bisa belajar mandiri di luar kelas dan dilanjutkan dengan tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati.
Blended Learning memiliki tujuan, diantaranya:
a. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
b. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
c. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online.
d. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peseta didik dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memberikan peserta didik konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama peserta didik memiliki akses internet.
2.3 Penerapan, Prosedur Blended Learning Dalam Dunia Pembelajaran
Blended Learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diizinkan menyelengarakan pendidikan jarak jauh, maka kini dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional NO.107/U/2001 (2 juli 2001) tentang‘penyelenggaraan program pendidikan tingi jarak jauh’, maka pergur an tinggi tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh mengunakan blended elearning, juga telah diizinkan penyelenggaraanya.
Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulai, audio, dan video. Perbedaan pembelajaran tradisional dengan blended e-learning yaitu ‘tradisional’, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran blended learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya.
Penerapan Blended Learning dalam pendidikan dasar dan menengah tidak begitu dibutuhkan jika penerapannya disamakan dengan penerapan Blended Learning di Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendekatanan dan metode pendidikan terutama di perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan jarak jauh. Pada pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah, harus menerapkan tatap muka dalam pembelajarannya, akan tetapi bukan berarti dalam pendidikan dasar dan menengah tidak dapat menerapkan Blended Learning.
Pada pendidikan dasar dan menengah juga dapat menerapkan Blended Learning, hanya saja secara teknis pelaksanaan pembelajaran tidak dapat disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran di perguruan tinggi yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Proses pembelajaran Blended Learning ini dibutuhkan pada saat penyampaian atau pemberian materi pelajaran, pemberian tugas hingga penugasan-penugasan kepada peserta didik yang dilaksanakan di luar jam sekolah.
Blended Learning dibutuhkan pada saat :
a) Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet.
b) Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pendidik dan siswa.
c) Siswa dan pendidik dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
d) Membantu proses percepatan pendidikan yang salah satunya dengan menerapkan flip classroom yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Kelebihan blended learning:
1. Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.
2. Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
3. Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta didik semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
4. Pengajar tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk mengajar, menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.
5. Hasil yang optimal serta meningkatkan daya tarik pembelajaran.
Kekurangan blended learning:
1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
4. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses internet.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model blended learning merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran conventional berupa tatap muka dan e-learning yang berbasis internet. Dalam pembelajaran Blended Learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannnya. Suasana pembelajaran Blended Learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Blended learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Pembelajaran berlangsung secara konvensional (tatap muka), mandiri, dan mandiri via online. Bahan mandiri secara offline disiapkan dalam bentuk CD-ROM, video streaming, kelas virtual, e-mail, voicemail, MP3, serta DVD.
3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami dan menerapkan konsep blended learning serta proses pembelajaran menggunakan program Blended Learning berjalan dengan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman, dkk.(2011) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
http ://daeng-icn.blogspot.co.id/2013/12/blended-learning-dalam-pembelajaran.html
IAIN Antasari. 2015. Blended Learning. diakses di http://idr.iainantasari.ac.id/12/1/Makalah%20Kelompok%20TIKelas%20Khusus.pdf. pada tanggal 16 April 2020 pukul 09:25
Nor Kholifah di 23.01
Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
‹
Beranda
Mengenai Saya
Fitra madonaLihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger

Komentar
Posting Komentar